LAPORAN
PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
(PK)
I.
Masalah utama :
perilaku kekerasan
II.
Pengertian
Perilaku kekerasan
adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep,
2007; hal, 146). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes, RI, 2000).
Jadi, perilaku kekerasan merupakan suatu
keadaan individu yang melakukan tindakan yang dapat membahayakan/mencederai
diri sendiri, orang lain bahkan dapat merusak lingkungan.
III.
Penyebab
Perilaku kekerasan
bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan.
.
IV.
Tanda dan Gejala
Yosep
(2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut:
a.
Muka merah dan tegang
b.
Mata melotot/ pandangan tajam
c.
Tangan mengepal
d.
Jalan mondar-mandir
e.
Bicara kasar
f.
Mengancam secara verbal atau fisik
g.
Suara keras
h.
Melukai diri sendiri / orang lain
V.
Akibat
Klien dengan
perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi menciderai diri, orang lain
dan lingkungan. Resiko menciderai merupakan tindakan yang kemungkinan dapat
melukai / membahayakan diri, orang lain dan lingkunga
VI.
Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
|
Core
problem
Gangguan
Harga Diri : Harga Diri Rendah
(
Budiana Keliat, 1999)
VII.
Masalah
keperawatan yang perlu di kaji
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
a.
Data subjektif: Klien mengatakan marah dan jengkel kepada
orang lain, ingin membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.
b.
Data objektif: Klien mengamuk, merusak dan melempar
barang-barang, melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
2. Perilaku kekerasan
a.
Data Subjektif : Klien mengatakan benci atau kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah, riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
b.
Data Objektif: Mata merah, wajah agak merah, nada suara
tinggi dan keras, bicara menguasai, ekspresi marah saat membicarakan orang,
pandangan tajam, merusak dan melempar barang barang.
3.
Gangguan harga diri : harga diri rendah
a.
Data Subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak
bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
b.
Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila
disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri
hidup
VIII.
Diagnose
keperawatan
1.
Perilaku kekerasan
2.
Harga diri rendah
3.
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkingan
IX.
Intervensi
Keperawatan
Rencana tindakan
keperawatan
Tujuan Umum: Klien tidak mencederai dengan melakukan
manajemen kekerasan
Tujuan Khusus:
1.
Klien dapat
membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
·
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati,
sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
·
Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
·
Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2.
Klien
dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
v
Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
v Bantu klien
mengungkapkan perasaan jengkel/kesal.
v Dengarkan ungkapan
rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.
3. Klien dapat mengidentifikasi
tanda‑tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
§
Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat
jengkel/kesal.
§ Observasi tanda perilaku
kekerasan.
§ Simpulkan bersama
klien tanda‑tanda jengkel/kesal yang dialami klien.
4. Klien dapat mengidentifikasi
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
v
Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
v Bantu bermain
peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
v Tanyakan
"Apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai ?"
5. Klien dapat mengidentifikasi
akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
v Bicarakan
akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
v Bersama klien
menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
v Tanyakan apakah
ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6. Klien dapat mengidentifikasi
cara konstruktif dalam berespon thd kemarahan.
Tindakan :
v Beri pujian jika
mengetahui cara lain yang sehat.
v Diskusikan cara
lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah
raga, memukul bantal/kasur.
v Secara verbal :
katakan bahwa anda sedang marah atau kesal/tersinggung.
v Secara spiritual :
berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.
7.
Klien
dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
v Bantu memilih cara
yang paling tepat.
v Bantu
mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
v Bantu
mensimulasikan cara yang telah dipilih.
v Beri reinforcement
positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
v Anjurkan
menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah
8. Klien dapat
menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
·
Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis,
frekuensi, efek dan efek samping).
·
Bantu klien mengpnakan obat dengan prinsip 5 benar (nama
klien, obat, dosis, cara dan waktu).
·
Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi
8. Jakarta: EGC
Stuart GW,
Sundeen, Principles and Practice of
Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis Mosby Year Book, 1995
Keliat Budi Ana, Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I,
Jakarta : EGC, 1999
Aziz R, dkk, Pedoman
Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar
Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar