LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr I
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS
DI RUANG MELATI RS BHAKTI ASIH
TUGAS MATA KULIAH : DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Di susun oleh :
ENUS SODIKIN
(A0010014)
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2011
BAB I
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Pengertian
Gastritis
adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus
atau lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik.
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik.
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
a. Gastritis akut
Penyebabnya
adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal :
lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
b. Gastritis kronik
Penyebab
dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, Gastritis ini merupakan kejadian
biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
C. Patofisiologi
1.
Gastritis Akut
Gastritis
akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat- obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres
akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan
meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang
berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat
kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang
berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu
fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna.
Respon
mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya
vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang
memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi
mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl
dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus
dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan
mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu
timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita,
namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi
menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.
2. Gastritis
Kronis
Gastritis
kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan
sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin
dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
perdarahan serta formasi ulser.
Helicobacter
pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan
gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis
pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah
satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel
mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel
desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang.
Pada
saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel
penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan
rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan
lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa.
Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.
D. Manifestasi klinik
·
Manifestasi klinik yang biasa
muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri
epigastrium, perdarahan saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih
lanjut yaitu anemia.
·
Gastritis Kronik
Kebanyakan
klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan.
E. Proses Penyakit
1.
Gastritis akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
Ø
Karena terjadi iritasi mukosa
lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang
berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan
HCI dan NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung.
Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan
terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
Ø
Iritasi mukosa lambung akan
menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi
mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya
akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka
akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada
lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri
dan hypovolemik.
Gastritis kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang
sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel
dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief
hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan
dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa
sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
F. Komplikasi
Komplikasi
yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi
ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
Komplikasi
yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat
kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
G. Penatalaksaan
Medik
Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2
blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan
antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk
mengatur sekresi asam lambung.
Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan
empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.
Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Gastritis
A. Pengkajian
Faktor predisposisi dan
presipitasi
Faktor predisposisi
adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti
inflamasi, cuka atau lada.
Faktor presipitasinya
adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-obatan, pola
makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang istirahat.
Test dignostik
Endoskopi
: akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya
tersebar.
Pemeriksaan
Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati
mukosa muskularis.
Pemeriksaan
radiology.
Pemeriksaan
laboratorium.
Analisa
gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien
dengan gastritis kronik.
Kadar
serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang
rendah merupakan anemia megalostatik.
Kadar
hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
Gastroscopy.
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)
mengidentifikasi
area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
B. Diagnosa
Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Resti gangguan
keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
2. Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, anorexia.
3. Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.
4. Keterbatasan aktivitas
berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Kurang pengetahuan
tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
C. INTERVENSI
Diagnose
keperawatan 1 :
Tujuan:
Resti gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi
Kriteria hasil:
Membrane mukosa lembab, turgur kulit baik, elektrolit kembali normal,
pengisian kapiler berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan output
seimbang.
Intervensi:
Kaji tanda dan gejala dehidrasi,
observasi TTV, ukur intake dan out anjurkan klien untuk minum +- 1500-2500 ml, observasi kulit dan membrane
mukosa, kolaborasi dengan dokter dalam memberikan cairan infuse.
Diagnose keperawatan
2:
Tujuan:
Gangguan nutrisi teratasi
Kriteria hasil:
Berat badan stabil, nilai laboratorium albumin normal, tidak mual dan
muntah, BB dalam batas normal, bising usus normal.
Intervensi:
Kaji intake makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan oral
secara teratur, anjurkan klien makan sedikit tapi sering, berikan makanan dalam
keadaan hangat, auskultasi bising usus, kaji makanan yang di sukai, awasi
pemeriksaan laboratoeium misalnya: Hb, Ht, Albumin.
Diagnose keperawatan
3:
Tujuan:
Nyeri dapat berkurang/hilang
Kriteria hasil:
Nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks, dan mampu tidur/istirahat, skala
nyeri menunjukan angka 0.
Intervensi:
Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman, anjurkan teknik relaksasi dengan nafas dalam, lakukan kolaborasi
pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri.
Diagnose keperawatan
4:
Tujuan:
Keterbatasan aktifitas teratasi,
Kriteria hasil:
K/U baik, klien tidak di bantu keluarga dalam beraktifitas.
Intervensi:
Tingkatkan tirah baring atau duduk, berikan lingkungan tenang dan nyaman,
batasi pengunjung, dorong penggunaan teknik relaksasi, kaji nyeri tekan pada
gaster, berikan obat sesuai dengan indikasi.
Diagnose keperawatan
5:
Tujuan:
Kurang pengetahuan teratasi
Kriteria hasil:
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi:
Kaji tingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan (penyuluhan)
tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu
tentang pentingnya obat – obatan untuk kesembuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer, arif,
1999, kapita selekta kedokteran,edisi 3, jilid I, keperawatam medical bedah,
edisi 1, salembamedika,Jakarta. Soeparman 1999, ilmu penyakit dalam, jilid II,
FKUI, Jakarta. Brunner dan suddart, 2000
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Sdr I
DENGAN DIAGNOSA MEDIS
GASTRITIS
DI RUANG MELATI RS. BHAKTI
ASIH
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 19 november 2011 ( jam 10.00)
Oleh : enus sodikin
B. Identitas pasien
Nama : Sdr I
Umur : 20 Th
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : brebes
Pendidikan : mahasiswa
Pekerjaan : belum bekerja (mahasiswa)
Diagnose medis :
gastritis
C. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn A
Umur : 29 Th
Alamat : brebes
Pekerjaan :
guru
Hub dgn pasien : kakak
D. Riwayat penyakit
1.
Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri perut pada bagian kiri atas
Skala : 7
2.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan perutnya terasa sakit seperti di tusuk
– tusuk pada malam hari. Kemudian pada jam 08.00 tanggal 19 november 2011
pasien di bawa ke rumah sakit. Sebelum sakit pasien mengatakan sering makan
telat karena kesibukan kuliah dan pasien juga memiliki kebiasaan makan makanan
yang pedes.
3.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah berobat ke rumah sakit dengan
keluhan yang sama. Terakhir berobat 4 bulan yang lalu
4.
Riwayat pengobatan dahulu
Setiap pasien merasa sakit, pasien langsung periksa ke
dokter dan dokter pun menganjurkan untuk di rujuk ke rumah sakit
E. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL
1.
Pola persepsi kesehatan dan
manajemen
Menurut pasien kesehatan adalah hal yang sangat penting,
namun karena pengetahuan pasien masih kurang tentang kesehatan, maka pasien
masih kurang maksimal dalam memelihara kesehatan, apalagi tentang kesehatan
makanan.
2.
Pola nutrisi
·
Program diit : diit lunak
·
Intake makanan
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa makan 3x sehari
dengan nasi, sayur,suka makan pedas – pedas dan sering telat makan
Selama sakit pasien mengatakan tidak nafsu makan,
biasanya makan hanya 3 sendok karena perut merasa mual, kadang – kadang sampai
muntah, biasanya muntah 1-2x sehari.
·
Intake minuman
Sebelum sakit pasien hanya minum 6-8 gelas sehari
Selama sakit pasien hanya minum 3-4 gelas sehari
3.
Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1-2x sehari. BAK
3-4x sehari dengan warna kuning jernih.
Selama sakit pasien mengatakan kadang 2 hari sekali baru
bisa BAB. BAK 1-2x sehari dengan warna kuning jernih.
4.
Pola aktifitas dan latihan
Kemampuan
perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan / minum
|
ü
|
||||
Mandi
|
ü
|
||||
Toileting
|
ü
|
||||
Berpakaian
|
ü
|
||||
Mobilitas di
tempat tidur
|
ü
|
||||
Berpindah
|
ü
|
||||
Ambulasi / ROM
|
ü
|
Keterangan
0 : mandiri 3
: di bantu orang lain dan alat
1 : dengan alat bantu 4 : tergantung total
2 : di bantu orang lain
5.
Pola persepsi
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam berbicara,
melihat, merasa dan mencium sebelum dan selama sakit
6.
Pola tidur dan istirahat
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur 7-8 jam di malam
hari dan di siang hari 1-2 jam.
Pasien mengatakan selama sakit tidur hanya 4-5 jam
sehari karena perutnya terasa sakit.
7.
Pola konsep pribadi dan
persepsi diri
Pasien tahu bahwa dirinya terkena penyakit gastritis,
pasien merasa cemas dan khawatir terhadap penyakitnya, pasien pun berharap bisa
cepat sembuh.
8.
Pola peran dan hubungan
Pasien mengatakan hubungannya dengan kaluarga, teman dan
lingkungannya baik.
9.
Pola seksual dan reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan, belum nikah,
menstruasi lancar tidak ada gangguan.
10. Pola manajemen koping stress
Pasien selalu berdoa agar bisa cepat sembuh dari penyakitnya.
11. Pola nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam, pasien mengatakan ketika di rumah
selalu menunaikan solat 5 waktu dan dalam keadaan sakit pun pasien tetap
menunaikan solat 5 waktu.
F. Pemeriksaan fisik
1.
Kesadaran umum :
compos mentis
2.
Pemeriksaan tanda – tanda vital
a.
Nadi :
80x / menit
b.
Tekanan darah :
120/80 mmHg
c.
Pernafasan :
22x / menit
d.
Suhu :37
e.
BB : sebelum sakit 50kg, dan selama
sakit 48kg, turun 2kg dalam
waktu 3 hari.
3.
Kepala dan leher
a. kepala :
bentuk mesochepal, rambut bersih dan tidak ada luka
b. mata : konjungtiva anemis, sclera tidak
ikterik.
c. hidung : bentuk simetris, tidak ada polip
dan nyeri
d. mulut :
bibir kering, lidah kotor, dan mulut bau
e. leher : tidak ada pembesaran
tiroid
4. jantung
Inspeksi : tidak ada pembesaran
jantung, bentuk simetris
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan, iktus kordis teraba
Perkusi :
saat perkusi terdengar redup
Auskultasi :
tidak ada bunyi tambahan pada jantung
Paru – paru
Inspeksi :
pengembangan dada simetris
Palpasi :
vocal vremitus kanan dan kiri sama
Perkusi :
saat perkusi terdengar sonor
Auskultasi :
tidak terdengar bunyi wheezing
5. Abdomen
Inspeksi :
simetris, tidak ada pembesaran dan tidak ada luka
Auskultasi :
peristaltic 4x/ menit
Palpasi :
ada nyeri tekan pada perut sebelah kiri, skala: 7
Perkusi :
bunyi tympani
6. pemeriksaan ekstremitas
Atas : tidak ada oedem,
turgor kulit jelek
Bawah :
tidak ada oedem, turgor kulit jelek, dan kuku kotor
G. TERAPI
Jam
|
Jenis obat /
cairan
|
Aturan pemakaian
|
12.30
|
Vomtraz
|
3x 1mg
|
H. Hasil pemeriksaan penunjang
Tgl
|
Jenis
pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai normal
|
1.
a.
b..
|
Laboratorium
Darah
-
Tidak ada
-
……… dst
Urine
-
Tidak ada
-
………dst
|
Tidak ada
pemeriksaan
|
|
2
|
Radiologi
-
Tidak ada
-
……….
(pemeriksaan penunjang
yang lainnya misalnya USG, EKG dLL) bila ada
|
Tidak ada
pemeriksaan
|
Pengelompokan data
Jenis / rumpun
data
|
data subyektif
|
Data obyektif
|
Keluhan utama
Pola nutrisi
Aktifitas dan
latihan
Pola istirahat
dan tidur
|
- Pasien
mengatakan perutnya terasa sakit
Skala : 7
- pasien
mengatakan sering mual, muntah dan nafsu makan berkurang
- pasien
mengatakan kalau dia di bantu keluarganya dalam melakukan aktifitas
- pasien
mengatakan sering terbangun di malam hari karena perutnya terasa sakit
|
- pasien
terlihat meringis menahan sakit
- pasien
terlihat tidak tertarik untuk makan
- porsi makan
tidak habis
- BB turun 2kg
selama 3 hari
- pasien
terlihat lemas, hanya bisa berbaring di tempat tidur
- pasien
terlihat lemas, lesu dan pucat
|
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Problem
|
Etiologi
|
1.
2.
3.
4.
|
Ds :
Pasien
mengatakan perutnya terasa sakit pada bagian kiri atas terasa seperti di
tusuk
Skala : 7
Do :
- nyeri tekan
uluh hati
- pasien
terlihat menyeringai menahan sakit
Ds:
Pasien
mengatakan mual, muntah dan nafsu makan berkurang, biasanya muntah 1-2x /
hari.
Do :
Pasien terlihat
tidak tertarik untuk makan
- porsi makan tidak
habis
- BB turun 2kg
dalam 3 hari
Ds :
Pasien
mengatakan sering terbangun di malam hari karena perutnya terasa sakit
Do :
Pasien terlihat,
lesu, lemas dan pucat.
Ds :
Pasien
mengatakan di bantu dalam melakukan aktifitas sehari – hari .
Do :
Pasien terlihat
lemah, dan hanya bisa berbaring di tempat tidur
|
Nyeri akut
Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Gangguan pola
tidur
Kurang perawatan
diri
|
Inflamasi mukosa
lambung
Mual, muntah
(anoreksia)
Ketidak nyamanan
fisik
Kelemahan fisik
|
RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal/ jam
|
No. diagnose keperawatan
|
Tujuan &
kriteria hasil yang di harapkan
|
Intervensi
|
rasionalisasi
|
Nama ttd
|
19 n0v 2011
10.10
19 nov 2011
Jam 11.30
19 nov 2011
Jam 12.40
19 nov 2011
Jam 15.30
|
1. nyeri akut B.D inflamasi mukosa lambung
2. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B.D
mual, muntah (anoreksia)
3. gangguan pola tidur B.D ketidak
nyamanan fisik
4. kurang perawatan diri B.D kelemahan
fisik
|
Setelah di lakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam masalah nyeri dapat berkurang / hilang dengan KH :
- keluhan nyeri berkurang / hilang
- ekspresi wajah rileks
- tidak ada nyeri tekan uluh haati
Skala : 2
Setelah di lakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam nutrisi dapat adekuat dengan KH :
-
nafsu makan bertambah
- makan habis 1 porsi
- mual, muntah berkurang / hilang
Setelah di lakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam masalah pola tidur dapat teratasi dengan KH :
- jumlah waktu tidur terpenuhi
- dapat beristirahat dengan baik tanpa ada
rasa nyeri
- badan tampak segar
Setelah di lakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam masalah kurang perawatan diri dapat teratasi dengan KH :
- pasien mampu beraktifitas tanpa ada
bantuan dari orang lain
|
1. kaji tingkat nyeri dan skala dan lokasi
nyeri
2. observasi reaksi nonverbal pasien
3. ajarkan teknik distraksi
4. ajarkan teknik relaksasi
5. tingkatkan istirahat
1.
kaji makanan kesukaan pasien
2. anjurkan memakan makanan dalam jumlah
kecil tapi sering
3. berikan makan makanan selagi hangat
4. ajarkan penkes tentang makanan yang
dilarang untuk pasien
5. kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian obat pereda mual
1.kaji faktor yang menyebabkan tidur
2. berikan posisi tidur yang nyaman pada
pasien
3. dorong pasien untuk melakukan ritual
sebelum tidur missal dengan membaca buku dan berdoa
1. kaji KU pasien
2. bantu pasien dalam melakukan aktifitas
seperi makan dan beralan
3. dorong pasien untuk melakukan aktifitas
sehari – harinya sesuai dengan tingkat kemampuan
|
1. membantu dalam membuat diagnose dan
kebutuhan terapi
2. utuk mengetahui keadaan pasien secara
nonverbal
3. dapat membantu pasien untuk tidak fokus
pada nyerinya
4. metode ini dapat meningkatkan efek
terapeutik
5. untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
1. dengan memberikan makanan kesukaan
pasien dapat meningkatkan selera makan
2. untuk mencegah distensi lambung
sehingga selera makan meningkat
3. agar nafsu makan pasien bertambah
4. agar pasien mengrti dampak negative
dari makanan yang di makan
5. pemberian obat dapat mengurangi mual
1. untuk mengetahui faktor apa yang
mengganggu pola tidur pasien
2 untuk mengurangi nyeri pada pasien saat
tidur
3. dapat membantu meningkatkan relaksasi
dan menyiapkan tidur
1. untuk mengetahui perkembangan kondisi
pasien
2. membantu kenyamanan pada pasien saat
beraktifitas
3. membantu meningkatkan kepercayaan diri
untuk beraktifitas sendiri
|
Enus
Enus
Enus
Enus
|
Hari ke-1 CATATAN
KEPERAWATAN
No. diagnose
|
Tanggal / jam
|
Tindakan /
implementasi
|
Respon pasien
|
Nama dan ttd
|
1
2
3
4
|
19 nov 2011
10.20
10.30
10.40
10.50
11.10
19 nov 2011
11.40
11.50
12.00
12.20
12.30
19 nov 2011
12.50
13.10
13.30
15.40
16.00
16.20
|
1. mengkaji skala nyeri
Skala: 7
2.mengobservasi nonverbal pasien
3. mengajarkan teknik distraksi
4. mengajarkan teknik relaksasi ( nafas dalam )
5. menganjurkan pasien untuk memperbanyak
istirahat
1. mengkaji makanan kesukaan pasien
2. mengajarkan penkes tentang makanan yang
dilarang untuk pasien
3. memberikan makanan dalam jumlah sedikit
tapi sering
4. memberikan bubur dan sayur selagi
hangat
5. memberikan obat pereda mual
Vometras 1mg (iv)
1. mengkaji faktor yang menyebabkan
gangguan tidur
2. menganjurkan pasien untuk melakukan
ritual sebelum tidur seperti membaca buku dan berdoa
3. memberikan posisi semi fowler ketika
pasien tidur
1. mengkaji keluhan utama pasien
2. membantu pasien dalam melakukan aktifitas
seperti membantunya untuk mandi
3. menganjurkan pasien untuk melakukan
aktifitas sehari – harinya sesuai dengan tingkat kemampuan seperti berjalan
|
Ds : pasien mengatakan sakit pada
perut bagian kiri atas
Do: wajah pasien meringis kesakitan
Ds:
Do: pasien terlihat lebih rileks
Ds:
Do: wajah pasien tampak rileks dan tidak
terlalu focus pada nyeri
Ds: pasien mengatakan lebih lega dan nyeri
berkurang
Do: pasien mau mengikuti petunjuk perawat
Ds: pasien mengatakan mau mengikuti
anjuran perawat
Do: pasien terlihat sedang beristirahat
Ds: pasien mengatakan suka makanan yang
manis
Do: makan habis ½ porsi
Ds:
Do: pasien terlihat memperhatikan
Ds: pasien mengatakan masih terasa mual saat
makan
Do: pasien mau makan cemilan walaupun
sedikit
Ds: pasien mengatakan nafsu makannya agak
bertambah saat makan makanan yang hangat
Do:
Ds: pasien mengatakan mual berkurang
Do: pasien meminum obat dengan benar
Ds: pasien mengatakan tidurnya tidak
nyaman karena perutnya terasa sakit
Do: pasien tampak memegang perutnya karena
merasa sakit
Ds: pasien mengatakan suka membaca buku
Do: pasien mau mengikuti saran perawat
Ds: pasien mengatakan tidurnya lebih
terasa nyaman
Do: pasien tampak lebih segar
Ds: pasien mengatakan tubuhnya masih terasa lemas untuk beraktifitas
Do: pasien terlihat hanya bisa berbaring
di tempat tidur
Ds: pasien mengatakan lebih nyaman saat
beraktifitas
Do:
Ds: pasien mengatakan sudah dapat
beraktifitas sendiri walaupun belum maksimal
Do: pasien terlihat mau mengikuti anjuran
perwawat
|
Enus
Enus
Enus
Enus
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Tanggal / jam
|
No. diagnose kep
|
Perkembangan
|
Nama dan ttd
|
19 nov 2011
17.00
17.20
17.40
18.00
|
1
2
3
4
|
S:
pasien mengatakan masih merasa sakit pada perutnya
Skala:
7
O:
pasien masih terlihat meringis menahan skit
A:
masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi 1samapai 5
S:
pasien mengatakan mual, muntah sudah berkurang
O:
makan habis ½ porsi
A:
masalah teratasi sebagian
P:
lanjutkan intervensi 3,4 dan 5
S:
pasien mengatakan belum bisa tidur nyenyak
O:
pasien terlihat pucat
A:
masalah teratasi sebagian
P:
lanjutkan intervensi 2 dan 3
S:
pasien mengatakan sudah dapat beraktifitas sendiri
O:
pasien terlihat sudah bisa makan dan berjalan sendiri
A:
masalah teratasi
P:
hentikan intervensi
|
Enus
Enus
Enus
Enus
|
Hari ke-2 CATATAN
KEPERAWATAN
No.
diagnose
|
Tanggal / jam
|
Tindakan / implementasi
|
Respon pasien
|
Nama dan ttd
|
1
2
3
|
20 nov 2011
19 nov 2011
10.20
10.30
10.40
10.50
11.10
20 nov 2011
12.00
12.20
12.30
20 nov 2011
13.10
13.30
|
1.
mengkaji skala dan lokasi nyeri
2.
mengobservasi nonverbal pasien
3.
memgajarkan teknik distraksi
4.
mengajarkan teknik relaksasi ( nafas dalam )
5.
menganjurkan pasien untuk memperbanyak istirahat
3.
memberikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering
4.
mmberikan bubur dan sayur selagi hangat
5.
memberikan obat pereda mual
Vometras
1mg (iv)
2.
menganjurkan pasien untuk melakukan ritual sebelum tidur seperti membaca buku
dan berdo’a
3.
memberikan posisi semi fowler ketika pasien tidur
|
Ds:
pasien mengatakan sakit pada bagian perut kiri atas
Do:
wajah pasien tampak lebih rileks
Ds:
Do:
wajah pasien tampak lebih rileks
Ds:
pasien mengatakan nyeri tidak begitu terasa
Do:
wajah pasien tampak rileks dan tidak terlalu focus pada nyeri
Ds:
pasien mengatakan lebih lega dan nyeri berkurang
Do
: pasien mau mengikuti petunjuk perawat
Ds
: pasien mengatakan mau mengikuti anjuran perawat
O:
pasien terlihat sedang beristirahat
Ds:
pasien mengatakan sudah tidak terasa mual
saat makan
Do:
pasien mau makan cemilan walaupun sedikit
Ds:
pasien mengatakan nafsu makannya bertambah saat makan makanan yang hangat
Do
:
Ds:
pasien mengatakan mual berkurang / hilang
Do:
pasien meminum obat dengan benar
Ds:
pasien mengatakan suka membaca buku
Do:
pasien mau mengikuti saran perawat
Ds:
pasien mengatakan tidurnya terasa nyaman
Do:
pasien tampak lebih segar
|
Enus
Enus
Enus
|
CATATAN
PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal / jam
|
No. diagnosa
|
Perkembangan
|
Nama dan ttd
|
20 nov 2011
14.00
14.20
14.40
|
1
2
3
|
S:
pasien mengatakan nyeri berkurang
Skala:
5
O:
pasien tampak lebih rileks
A:
masalah teratasi sebagian
P:
lanjutkan intervensi 1, 3 dan 4
S:
pasien mengatakan mual, muntah berkurang / hilang
O:
makan habis 1 porsi
A:
masalah teratasi
P:
hentikan intervensi
S:
pasien mengatakan tidurnya lebih nyenyak
O:
pasien terlihat lebih segar
A:
masalah teratasi
P:
hentikan intervensi
|
Enus
Enus
Enus
|
Hari ke-3 CATATAN
KEPERAWATAN
No.
diagnosa
|
Tanggal
/ jam
|
Tindakan
/ implementasi
|
Respon
pasien
|
Nama
dan ttd
|
1
|
21
nov 2011
14.00
14.20
14. 20
|
1.
mengkaji skala dan lokasi nyeri
Skala:
4
3.
mengajarkan teknik distraksi
4.
mengajarkan teknik relaksasi ( nafas dalam )
|
Ds:
pasien mengatakan perutnya tidak terasa sakit lagi
Do:
wajah pasien tampak rileks
Ds:
Do:
wajah pasien tampak rileks dan tidak terlalu focus pada nyeri
Ds:
pasien mengatakan nyeri sudah tidak
terasa lagi
Do:
pasien tampak tenang
|
Enus
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Tanggal / jam
|
No. diagnose
|
perkembangan
|
Nama dan ttd
|
21 nov 2011
15.00
|
1
|
S:
pasien mengatakan nyeri berkurang / hilang skala: 2
O:
pasien terlihat lebih rileks
A:
masalah teratasi
P:
hentikan intrvensi
|
Enus
|
terimakasih atas informasinya muda-mudah bermanfaat
BalasHapusMadu Herbal
Madu Herbal
Obat Lambung